Summarized by Yonscun (18 Desc 2007)
Hai semua, sabtu lalu (15 Desember 2007), Saya ada menghadiri seminar oleh Sekolah Tinggi Manajemen PPM bekerja sama dengan Univ Bina Nusantara tentang assertive communication. Saya banyak memetik manfaat dari seminar itu, jadi setelah minta izin dengan Ibu Tirta, saya membuat sebuah artikel tentang assertive communication. Kerangka dari artikel ini adalah dari presentasi Ibu Tirta, sisanya saya cari di google. π
Komunikasi mempunyai 3 bentuk yaitu Agresif, Pasif (Submisif), dan Assertif.
1. Aggressive Communication
Komunikasi ini dapat mengurangi hak orang lain dan cenderung untuk merendahkan / mengendalikan / menghukum orang lain. Komunikasi ini menenggelamkan hak orang lain. Contoh komunikasi agresif : “Lakukan saja!”.
Ciri-cirinya adalah
- Ingin kemauan dan pendapatnya diikuti
- Memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan
- Keras dan bermusuhan
- Menyerang secara fisik atau verbal
- Interupsi
- Intimidasi
- Ingin menang dengan segala cara
- Suka memakai kambing hitam
- SUka memakai figur “Big Boss”
Komunikasi agresif memiliki satu buah sub yaitu Komunikasi Aggresif tidak Langsung yang berupaya untuk memaksa orang lain melakukan hal yang kita kehendaki tetapi mereka tidak menghendakinya.
Istilah “pisau dibalik topeng senyuman” mungkin cocok dengan komunikasi agresif tidak langsung karena cara-cara mereka umumnya sopan, tenang, manipulative/menjebak, merendahkan orang lain, dan sabotase.
Orang yang melakukan aggressive communication mungkin pada awalnya merasa puas, menang/superior dan cenderung untuk mengulangi tindakannya. Tetapi untuk jangka panjangnya mereka dapat merasa bersalah (saat memikirkan tindakannya), malu, dan ditinggalkan teman. Pada akhirnya akan terus menyalahkan orang lain atau system. Balas dendam mungkin dapat dilakukan oleh orang lain yang sebelumnya disudutkan.
2. Passive Communication (Submissive)
Komunikasi ini merupakan lawan dari komunikasi aggressive dimana orang tersebut cenderung untuk mengalah dan tidak dapat mempertahankan kepentingannya sendiri. Bahkan hak mereka cenderung dilanggar namum dibiarkan. Mereka cenderung untuk menolak secara pasif (dengan ngomel dibelakang misalnya).
Ciri-ciri komunikasi pasif ini adalah:
- Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau perasaan
- Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik
- Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya
- Selalu mengedepankan orang lain
- Minta maaf berlebihan
- Marah kecewa, frustasi dipendam
- Tidak tahu apa yang diinginkan
- Tidak bisa ambil keputusan
- Selalu mencari-cari alasan atas tindakan
Untuk jangka pendek, komunikasi ini bisa mengakibat rasa lega, terhindar dari rasa bersalah, bangga, dan kasihan pada diri sendiri. Namun untuk jangka panjang dapat kehilangan percaya diri dan hormat pada diri sendiri.
3. Assertive Communication
Assertive Communication adalah komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri dan orang lain. Komunikasi assertive tidak menaruh perhatian hanya pada hasil akhir tapi juga hubungan perasaan antar manusia. (Saya jadi teringat pesan Pak Once yang sekarang menjabat wakil rektor di Universitas Bunda Mulia : “Hak asasi kita dibatasi oleh hak asasi orang lain”).
Ciri-ciri assertive communication adalah:
- Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain
- Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami
- Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain
- Mencari solusi bersama dan keputusan
- Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik
- Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati
- Mempertahankan hak diri.
- he differences between Assertive, Aggressive and Passive body language.
Body Language untuk tiga jenis komunikasi
|
Assertive |
Aggressive |
Passive |
Posture |
Lurus Tegak |
Condong kedepan |
Agak mundur |
Head |
Santai dan tidak kamu |
Mendongak keatas |
Menunduk |
Eyes |
Langusng, tidak melototi, pandangan bagus dan biasa/santai. |
Melototi, seolah-olah akan mengamuk. |
Tidak berani menatap |
Face |
Ekspresi sesuai kata-kata yang keluar |
Tegas |
Tersenyum selalu bahkan sewaktu kesal |
Voice |
Sesuai dengan kontak |
Keras! |
Ragu/Lembut, cenderung berbicara setelah lawan selesai berbicara. |
Arms/hands |
Santai, bergerak bebas |
Terkontrol, terkepal keras, jari menunjuk, menancap ke suatu objek. |
Diamβ¦tak bisa bergerak |
Movement/Walking |
Terukur, sesuai tindakan |
Lambat dan keras, atau cepat, bebas, keras |
Lambat dan ragu2 atau cepat tapi terkesan buru2 |
Contoh komunikasi assertive
Positif
|
Negatif
|
Kompliment : “Baju anda cantik sekali” |
Koreksi : “Saya rasa lebih efisien bila kitaβ¦.” |
Perasaan Positif : “Saya menghargai dukungan Anda” |
Perasaan Negatif : “Saya marah sekali” (langsung mengungkap perasaan dengan sopan) |
Pujian : “anda berhasil baik sekali dalamβ¦.” |
Peringatan : “Apabila saya menyinggung Anda, saya akan sangat menghargai apabila Anda menyampaikannya ke Saya, bukan ke orang lain” |
Perilaku assertive memiliki manfaat:
- Meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam mengekspresikan diri sendiri
- Dapat bernegosiasi lebih produktif dengan orang lain
- Dapat merubah situasi kerja yang negatif menjadi positif
- Meningkatkan hubungan antar manusia pada pekerjaan dan mengurangi kesalahpahaman
- Meningkatkan pengembangan diri dan kepuasan diri pada pekerjaan/karir sesuai dengan kebutuhan, gaya dan kemampuan
- Mampu membuat keputusan dan lebih mempunyai peluang mendapatkan apa yang dicari dalam hidup
Hambatan yang didapat saat mencoba untuk assertive:
Dasar-dasar hak yang harus diperhatikan sewaktu melakukan komunikasi assertive:
- Hak untuk menentukan sendiri jalan hidup (mengejar tujuan, membuat prioritas)
- Hak untuk mempunyai nilai, pendapat, dan kepercayaan sendiri
- Kamu mempunyai hak untuk melakukan apapun selama tidak menyakiti orang lain
- Kamu mempunyai hak untuk mempertahankan assertive kamu, bahkan bila itu menyakiti orang lain (dengan syarat kamu tidak sengaja menyakitinya)
- Saat meminta dari orang lain, pastikan mereka mempunyai hak untuk menolak
- Kamu selalu mempunyai hak untuk berdiskusi dengan orang lain
- Hak untuk mengekspresikan perasaan mu pada orang lain
- Hak kamu adalah milikmu
Unsur-unsur dalam komunikasi assertive:
- Terbuka dan jelas – upayakan kamu mengkomunikasikan secara jelas dan spesifik. Misalnya: “saya kurang suka ini” , “Hmβ¦.saya menyukai rencana itu, hanya saja mungkin ada beberapa bagian yang bisa ditingkatkan (bahasa halus dari diperbaiki)”, “saya punya pendapat yang berbeda yaituβ¦.”
- Langsung β Berbicara langsung dengan orangnya, jangan membawa masalah ke orang lain yang tidak berhubungan.
- Jujur β agar orang percaya kepada kamu
- Tepat dalam bersikap, pastikan memperhitungkan nilai social dalam berbicara. Terang-terangan mengajak kencan seorang wanita pada saat dia sedang di pesta pernikahannya tentu saja akan membawamu dalam masalah.
- Tanyakan umpan balik. “Apakah sudah jelas? Atau ada pertanyaan?”. Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa kamu lebih mengutarakan pendapat daripada perintah.
4. Menjadi Assertive
Langkah 1
Jadilah pendengar aktif, dan pastikan kamu menunjukan kepada mereka kalau kamu mendengarkan dan paham (misalnya dengan membuat kontak mata). Jangan memanfaatkan waktu mendengar untuk mempersiapkan serangan balik.
Langkah 2
Katakanlah apa yang sedang kamu pikirkan dan rasakan. Jangan terlalu memaksa ataupun terlalu meminta maaf. Pada saat berbicara perhatikan body language kamu, pastikan postur tubuh sesuai (seperti berdiri tegak), membuat kontak mata, ekspresi wajah yang sesuai, dan berbicara cukup keras untuk didengar. Nada suara jangan monoton agar orang lain mudah mengikuti-mu dan tidak merasa terganggu atau bosan.
Langkah 3
Katakanlah apa yang kamu harapkan. Upayakan untuk berani mengatakan ya dan tidak saat kita inginkan, berani membuat sebuah permintaan, dan mengkomunikasi perasaan kita dengan cara terbuka dan langsung. Kita harus belajar untuk mengadaptasikan sifat kita pada beragam situasi kerja, menjaga jaringan pertemanan, dan membangun hubungan yang dekat.
Saat membuat pernyataan (langkah 2 dan langkah 3), pastikan:
- Menggunakan pernyataan saya (statement) dan bukan Anda atau orang lain
- Spesifik dan jangan umum
- Mengekspresikan perasaan dan opini Anda (bertanggung jawab)
- Tidak menilai orang lain saat tidak diperlukan (menilai bukan untuk tujuan konstruktif)
- Tidak memperluas / membesar-besarkan masalah
5. Assertiveness Techniques
Broken record
Teknik ini diambil cari pengamatan sifat pemutar CD music saat bertemu dengan bagian CD music yang cacat. Musik akan dimainkan berulang2 untuk waktu pendek. Teknik ini memanfaatkan pengulangan permintaan secara terus menerus sampai sebuah respon yang diinginkan muncul. Setiap perulangan permintaan umumnya memakai alasan atau tekanan yang berbeda. Upaya lawan untuk mengacaukan atau mengalihkan focus akan ditolak. Biasanya hasil akhirnya adalah sebuah kompromi.
Fogging
Kabutβ¦asumsi saja bila kamu sedang berjalan, tiba2 kabut datang dan tidak ada lagi yang dapat dilakukan kecuali menunggu kabur terangkat. Teknik komunikasi ini butuh control diri yang kuat, tapi bisa sangat efektif.
Fogging membutuhkan kita agar tenang dalam menghadapi kritik, menyetujui hanya kritik yang adil atau berguna. Mungkin terlihat sebagai upaya mundur tapi sebenarnya tidak. Dengan menerima kritik dan tidak terpancing untuk marah, seseorang dapat menjadi lebih mawas diri dan berupaya memperbaiki kekurangan.
Kata “ya” mungkin salah satu yang paling sering dipakai, misalnya : “kamu tidak boleh begitu saat sedang bertugas”, jawaban “ya, saya dapat lihat kamu menganggap perilaku saya tidak pantas”. Hal ini dapat memadamkan situasi yang sudah akan meledak.
Discrepancy Assertion
Discrepancy assertion digunakan pada situasi dimaa kita menerima pesan yang bertolak belakang dengan pesan sebelumnya. Adalah penting untuk cepat mengetahui apa yang sedang terjadi atau yang akan terjadi. Teknik ini biasanya berguna untuk mencegah salah paham sebelum hal itu naik menjadi lebih serius. Teknik ini juga berguna untuk menunjuk seseorang yang tidak konsisten tanpa menyalahkan mereka dan lebih mengarahkan diskusi pada kompromi daripada saling menyalahkan. Pastikan selalu memakai fakta yang jelas saat menunjuk sebuah masalah.
Misalnya:
“Kemarin saya menerima email yang memberikan status proses bisnis untuk project A. Setelah saya cek, ternyata ada perubahan dengan yang di sepakati 1 bulan sebelumnya. Saya ingin membicarakan bagaimana perubahan ini mempengaruhi project.”
6. DESC Scripting
‘DESC’ singkatan dari ‘Describe, Express, Specify, Consequences’. Describe mengutarakan apa keinginan kita, Express mengutarakan apa yang kita rasakan (akibat dari sesuatu), Specify mengutarakan apa yang kita inginkan, Consequences mengutarakan apa akibatnya bila kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan.
Misal:
- “Dokumentasi project yang kamu buat masih banyak kekurangan” (Describe)
- “Hal ini membuat Saya khawatir bila kita diaudit” (Express)
- “Saya sangat senang bila kamu memperbaikinya” (Specify)
- “Bila tidak saya terpaksa akan menaikkan masalah ini ke level direktur” (Consequences)
Konsekuensi tidak harus selalu negative, kadang2 dapat positif. Seperti “bila masakanmu belum siap, saya akan belikan pizza”.
7. Teknik Lain untuk Hubungan Antar Manusia
Sembilan Tips untuk Mengembangkan Human Relation Skills
-
Be Optimistic
- Melihat peluang dalam kesulitan
-
Be Positive
- Menghargai dan mendorong orang lain
- Tidak menjadi pengeluh, pengkritik, atau penyebar gossip
-
Be Genuinely Interested in People
- Menunjukkan perhatian tulus pada orang lain
-
Smile & Develop Sense of Humor
- Senyum menunjukkan minat dan perhatian pada orang lain
-
Call People by Name
- Membuat orang lain merasa dipentingkan
-
Listen to People
-
Help Others
- Jika Anda ingin memperoleh bantuan, maka bantu lah orang lain
- Membangun relasi yang jujur dan terbuka
-
Think Before You Act
- Gunakan tata krama yang santun
- Tata krama mencerminkan kualitas pribadi Anda
- Pertimbangkan dampak perilaku Anda terhadap orang lain
-
Create Win-Win Situations
- Mendapatkan yang Anda butuhkan dengan cara membantu orang lain memenuhi kebutuhan mereka
Tiga Alternatif Yang Umum diambil Untuk Mengatasi Masalah Hubungan Antar Manusia :
-
Mengubah Orang lain
- Masalah relasi tidak pernah bersumber dari 1 pihak
- Makin kita berupaya untuk mengubah orang lain, makin sulit untuk menciptakan hubungan yang efektif dengan orang lain
-
Mengubah Situasi
- Cara mudah untuk menghindar dari bekerja sama dengan orang lain
- Tidak memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dalam mengatasi masalah interpersonal
-
Mengubah Diri Sendiri
- Satu-satunya hal yang berada pada rentang kendali kita adalah perilaku kita
- Beradaptasi adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah dalam hubungan antar manusia
- Kuncinya: BERSIKAP ASERTIF
8. Assertiveness pada Bisnis Consulting
Konsultan umumnya mempunyai kemampuan teknikal yang baik. Misalkan saya sendiri adalah konsultan Information Technology / System analyst, meskipun mempunyai pengetahuan dalam arsitektur software dan IT platform, tetap saja terkadang Saya merasa agak susah mengkomunikasikan rekomendasi Saya ke beberapa orang (terutama yang sangat aggresif ataupun gaptek). Tanpa kemampuan komunikasi yang baik, sulit untuk menerapkan kemampuan teknikal yang kita punyai.
Bekerja dengan klien bukan berarti kita harus mengembangkan sikap “Yes Bos”, dalam beberapa kasus kita harus teguh pada pendirian kita (selama didukung fakta dan logika). Dalam satu kasus yang Saya alami, Manager saya menyadari ada peluang untuk mengefisiensikan proses bisnis salah satu client. Dia kemudian menyarankan perubahan dan dengan teguh mempertahankan pendapatnya dengan fakta-fakta dan logika. Akhirnya setelah client menyadari manfaatnya buat mereka, mengubah proses bisnisnya menjadi lebih efisien seperti yang disarankan manager saya.
Reference
Tirta, “Komunikasi Assersive.PPT”. Des, 15 2007. Universitas Bina Nusantara Ruang M2CD. (Sekolah Tinggi Manajemen PPM)
http://spiritize.blogspot.com/2007/05/assertiveness-training.html
http://www.internal-consulting.com/key-behaviors.php
http://www.couns.uiuc.edu/Brochures/assertiv.htm
http://www.members.tripod.com/colla/social/growth/assertiveness.htm
http://www.bbc.co.uk/dna/h2g2/A2998551