Feeds:
Posts
Comments

Kantor saya ada memakai Microsoft Reporting Services sebagai tools untuk report.  Reporting services 2000 mungkin tidak se-powerfull crystal report tapi kita memutuskan untuk tetap memakai reporting services karena belum adanya kebutuhan untuk kesana.

Suatu hari, kita memutuskan untuk meng-upgrade server windows 2000 (server1) kita ke windows 2003 (server2). Disana masalah mulai datang………

Untuk mengakses report pada server1, kami menggunakan ex.domain.com/reports. Karena server 1 mau di ganti ke server2, maka setting pada proxy server diubah agar semua request ke ex.server1.com yg semula akan di-redirect ke server1 mejadi di-redirect ke server2.

Sekarang ex.domain.com telah mengarah ke server2. Untuk legacy application yg tidak sempat di pindahkan kami putuskan untuk membuat subdomain “old.domain.com” yang dipoint ke server1.

Malangnya salah satu legacy app ini adalah reporting services 2000 (belum sempat kami pindahkan ke versi 2005). Perubahan domain terbukti sangat efektif membuat reporting services di server1 crash dengan error :  “The request failed with HTTP status 404: Not Found.”

Awalnya kita bingung kenapa reporting services di server1 rusak. Saya sendiri sempat curiga ada masalah di IIS dan ASP.net (perlu di reg_iis.exe lagi) tapi ternyata salah. Kemudian saya lihatin lagi security dan pastiin ASPNET account dapat akses…..ternyata ada aksesnya.

Akhirnya setelah 3 jam kerja, seluruh team IT menjadi frustasi karena tidak menemukan sumber masalahnya….. sampai akhirnya asssitant manager point out kalau masalah ini dimulai dari pindahin ex.domain.com ke old.domain.com. Saya langsung teringat didalam folder reporting services ada file config yang masih menyebutkan ex.domain.com.

Dua buah File config terletak di

C:\Program Files\Microsoft SQL Server \MSSQL\Reporting Services \ReportManager  \ RSWebApplication.config

dan

C:\Program Files\Microsoft SQL Server \MSSQL\Reporting Services \ReportServer \ RSReportServer.config

Setelah ganti setting “ex.domain.com” didalam menjadi  “old.domain.com” ternyaa semuanya langsung lancar kembali…..sial

Happy…urhg…reportin services 🙂

Saat ini Saya sedang mengerjakan project untuk migrasi database dari SQL server.

Gara2 scriptnya banyak sekali dan rata-rata logicnya sama (cuma nama table-nya yang berbeda), terpaksa saya buat stored procedure untuk generate beberapa SQL QUERY.

Tapi ada satu masalah, saya harus menambahkan “\ n ” (new line) agar hasil query yang digenerate dapat dibaca dengan mudah. Awalnya saya coba print “\n”  ternyata gagal, habis itu coba print ‘TEST’ + crlf (gaya vb) eh gagal juga. Baca-baca manual SQL baru dapat ternyata harus seperti ini :

PRINT ‘LINE1 ‘+ CHAR(13) + ‘LINE2’

🙂 rumit juga mau tambahin new line hahaha

Happy Query

MySQL Autoincrement

Teman Saya (sebenarnya kakek guru) Saspendi ada kasih tips bagus mengenai  autoincrement. Kadang-kadang bila sebuah primay key tidak terlalu dipikirkan formatnya maka developer akan meng-assign sebuah autoincrement.

Ternyata saat autoincrement mencapai titik tertinggi untuk tipe data int, InnoDB akan mengassign sebuah BIG INT, berhubung BIG INT itu 64 bit maka meskipun dimasukkan satu juga record perdetik, fieldnya tidak akan habis dalam 300 ribu tahun.
– Original message (credit to Saspendi) –

When an AUTO_INCREMENT column runs out of values, InnoDB wraps a BIGINT to -9223372036854775808 and BIGINT UNSIGNED to 1. However, BIGINT values have 64 bits, so do note that if you were to insert one million rows per second, it would still take nearly three hundred thousand years before BIGINT reached its upper bound. With all other integer type columns, a duplicate-key error results. This is similar to how MyISAM works, because it is mostly general MySQL behavior and not about any storage engine in particular. So no need to worry to make auto increment column as primary key

Happy Programming

Yonscun

Note:

Blog Saspendi bisa dilihat dari link “Paw Pow Ran”

Waktu itu saya ada membuat sebuah linked server dari SQL server 2005 ke Oracle database. Saya awalnya bingung kenapa tiap kali lakukan perintah SELECT Query seperti ini selalu error :

SELECT *
FROM OPENQUERY(<<SERVERNAME>>, 'select * from employee') Emp

Pesan errornya adalah “Out Of Range” padahal bila saya lakukan perintah yang sama di Oracle lancar-lancar aja.

Kesel-kesel akhirnya sama coba cari masalahnya field by filed (field varchar saya potong <8000, datetime diubah jadi char, etc). Akhirnya ketahuan salah satu field datetime memuat nilai yang aneh yaitu ’11/24/0200′ untuk tanggal lahir karyawan. Awalnya Saya bingung juga kenapa gak langsung otomatis di convert ke 11/24/200 (tahun 200), ternyata dari manual SQL Saya dapatin range datetime defaultnya hanya sampai tahun 1753 untuk batas bawah.

Sementara ini solusinya gampang: minta bagian terkait untuk memperbaiki datanya, dan diaplikasi saya seluruh datetime field di convert ke varchar dahulu dan di cek 4 digit terakhirnya (misal ‘1/1/2003’ akan diambil 4 digit terakhir yaitu ‘2003’) dan diconvert lagi ke int. Kemudian diperiksa agar tidak dibawah 1753. Bila telah benar baru di convert ke datetime lagi.

 Happy SQL query 🙂

 

Yonscun

Sorry this post is in English language because some of my friends who only understand English language want to see this article. If you can’t read English language then please contact me to translate it back to Indonesia language.

For non technical person : don’t worry updating firmware is just require a few click and very simple.

I buy a new BENQ DW1800 several months ago and pretty satisfied with its performance. But I always wonder why my WOPC is always OFF, even when I have manually set it to “Enable”. With WOPC Enabled, the quality of burned DVD will increase. My friend (Dimas) tell me that this caused by some bug in Firmware. Currently my firmware is ZB34 and the newest is ZB37 so I plan to update my firmware.

The picture below show the disabled WOPC. I have try to enabled it but when I try to start NERO BURNING, It just goes back to disabled again.

I try to find a new Firmware for this BENQ DW1800 but pretty hard to find one. At last in some Chinese language sites, I able to download it but sadly I forgot to store the link so I choose to upload it to rapid share.

This link is the official BENQ Firmware (ZB37) : http://rapidshare.com/files/65724142/F2007081100052.zip.html

This link is the patched BENQ ZB37 firmware; my friend dimas tell me that the difference is just a faster burn in 8x mode http://codeguys.rpc1.org/firmwares/dvdrw/DW1800.ZB37.patched-fb.rar

INSTALLING NEW BENQ DW1800 FIRMWARE

Because I am a computer geek, I try to use the patched version hahaha :). If you click on the exe files than a window will appear exactly as shown below:

  1. Open the EXE files and press Update button (make sure you select the right Devices on drop down list)

  2. Wait a moment (this should not longer than 5 minutes)

  3. Ok done! Restart your computer
  4. After restarting, windows may show you a window like this, just press “CONTINUE INSTALATION” and wait until window finished the installation.
  5. Now look, on QSUITE the firmware version is updated to ZB37

  6. WOPC is now always on (if not enabled then enabled it)

I hope my article could help someone 😛

Thanks

Happy Burning!

Perusahaan Saya sedang migrasi besar-besaran ke Windows 2003, Dot Net v2 (dari v1.1), dan Sql server 2005 (dari v2000). Lisensi-nya mahal……habis lebih dari $10,000 parahnya dual core itu dihitung satu setengah prosessor jadi bayarnya mahal deh (gak tau deh nasip yang quad core). Saya sendiri akhirnya upgrade SQL Server 2000 menjadi SQL Server 2005 (untuk development PC) karena company sudah mulai tinggalin SQL server 2000.

Awalnya saya uninstall SQL server 2000, lalu coba install SQL server 2005 developer edition. Waktu diadakan install check, SQL server installer ada peringatin bahwa COM Plus Catalog Requirement
Saya tidak memenuhi syarat dengan pesan sebagai berikut :

“If SQL Server Setup fails, Setup will roll back the installation but may not remove all .manifest files. The workaround is to rename the files and then rerun Setup. For more information, see How to: Work Around COM+ Check Failure in SQL Server Setup.”

Karena tanda yang muncul itu cuma warning bukan Alert maka awalnya saya cuekin aja. Eh ternyata instalasi notification services dan client component jadi gagal dengan pesan:

“Failed to install and configure assemblies C:\Program Files\Microsoft SQL Server\90\NotificationServices \9.0.242\ Bin\ microsoft.sqlserver.notificationservices.dll in the COM+ catalog. Error: -2146233087. Error message: Unknown error 0x80131501. Error description: The Transaction Manager is not available. (Exception from HRESULT: 0x8004D01B)”

Setelah diteliti ternyata Distributed Transaction Coordinator tidak jalan di services windows (kalau mau lihat list services dengan cepat ketik “Start -> Run -> Services.msc”). Awalnya saya langsung coba start service itu, ternyata muncul error seperti dibawah ini (diambil dari log windows):

    “Could not locate the MS DTC XA Transaction Manager contact object.”

Setelah merasa instalasi tidak bisa dilanjutkan lagi, saya abort instalasi dua buah component yaitu Notification Services dan Client Component. Instalasi yang lain tetap saya lanjutkan.

 

Kemungkinan penyebab masalah dan solusi

Saya curiga penyebabnya adalah instalasi sql server 2000 yang lama, ada kemungkinan installer lama overwrite file DTCS ini sehingga yang bawaan windows jadi rusak. Cari-cari di KB Microsoft saya dapatin cara untuk install ulang MSDTC di http://support.microsoft.com/?id=891801 . MSDTC akhirnya saya buang dan intall lagi yang baru sesuai panduan dokumen Microsoft itu. Setelah itu DTC langsung dapat start dan instalasi dapat dilanjutkan lagi (tinggal install 2 paket yang tersisa).

Duh saya harap banget installer Microsoft yang berikutnya juga mengecek apakah perlu untuk “Purge” beberapa file windows yang berubah.

Tahun lalu saya ada membuat sebuah blog di blogsome, tapi ternyata agak susah diakses karena proxy di kantor saya kayaknya galak ama blogsome. Akhirnya saya pindahin ke wordpress (tapi lumayan ternyata space-nya jadi 50 MB dari 30 MB dan kayaknya gak ada iklan).

Sewaktu coba pindahin artikel, saya baru nyadar kalau di blogsome itu gak ada tombol export artikel seperti di wordpress. Untungnya ada cara untuk export import dengan gampang tetapi dengan kelemahan seluruh komentar jadi hilang.

MEMBUAT BACKUP ARTIKEL DI BLOGSOME

Pertama-tama kita perlu untuk men-set blogsome agar dalam RSS-nya menampilkan seluruh artikel kita disana (akan cukup bermasalah bila kita telah punya banyak artikel). Login ke xxx.blogsome.com dengan user admin (xxx adalah nama blog kamu), kemudian masuk ke Option -> reading seperti yang terlihat digambar dibawah ini:

Kemudian pada reading Options, set “Show at Most” menjadi 100 (atau sesuai jumlah artikel Anda), kemudian set nilai “Show the most recent” menjadi sama dengan diatas. Pastikan Radio Button “Full Text” yang terpilih (lihat gambar dibawah)

Kemudian di browser, ketiklah http://xxx.blogsome.com/feed (dengan xxx adalah nama blog kamu) dan simpan filenya (save as) dengan akhiran *.XML. Sekarang kamu telah mempunyai backup artikel kamu di HDD. File XML ini mengandung data untuk di export ke blog baru.

MENG-EXPORT BACKUP KE WORDPRESS

Setelah mempunyai file XML, langkah berikutnya adalah upload lagi ke http://xxx.wordpress.com (dimana xxx adalah situs kamu). Pertama-tama loginlah ke wordpress dengan account admin. Kemudian pilih menu “Manage” dan Klik sub-menu “Import”.

Kemudian klik link wordpress (lihat gambar dibawah)

Browse ke file *.XML yang telah didownload sebelumnya dan tekan tombol upload (lihat gambar bawah)

Selesai, sekarang semua artikel telah di import kedalam wordpress : )

KELEMAHAN YANG MUNCUL

Cara diatas bukan berarti tanpa kelemahan, ada beberapa kelemahan yang mungkin muncul:

  • Semua komentar hilang
  • Semua artikel kehilangan status “Publish”-nya, ini membuat semua artikel menjadi draft dan harus di re-publish manual (satu per satu)……dan ini cukup mengacaukan datetime publishing. Karena artikel lama jadi terpublish dengan tanggal baru.
  • WordPress umumnya akan membuat kategori baru bila dalam file XML tersebut ada kategori yang belum ada pada wordpress. Tapi susahnya wordpress tidak memberikan pilihan untuk mapping category. Misalkan dalam blog saya dahulu ada kategori “bisnis” tapi sekarang saya sudah punya kategori “business” (ini sebenarnya cuma beda kata), Anda tidak akan bisa meminta wordpress untuk memasukkan semua artikel dengan kategori bisnis ke business. Yang terjadi adalah ada kategori baru yang dibuat (kategori bisnis). Setiap artikel harus satu per satu di edit kategorinya.

Sekian tutorialnya, semoga bisa membantu 🙂

Happy Blogging

Yonscun

Saya menemukan artikel menarik di businessweek tentang “Mozilla Goes Mainstream” (lihat ref untuk URL). Artikel tersebut menjelaskan bagaimana mozilla corporation memperkenalkan browser mereka, membangun komunitas, dan tantangan kedepan.

Perkembangan firefox sendiri cukup mengejutkan karena pada awal peluncurannya (versi 1.0) firefox langsung didownload ribuan orang (kebanyakan dari ahli IT, student, dan mungkin m$ hater – businessweek claim). Firefox dalam “kitapnya” (untuk melihat “kitap”-nya buka browser firefox lalu ketik “about:mozilla” pada address bar) menyebutkan “akhirnya netscape jatuh dan Internet Explorer berjaya, tetapi dari kejatuhan itu muncul firefox yang kembali memukul dan menyebarkan ketakutan pada Internet Explorer” (saya dapatin terjemahan ini dari wikipedia sayang lupa URLnya). Perkembangan Firefox bahkan menyebabkan Microsoft mengundang firefox ketempatnya dan juga meminta izin memakai tanda “RSS” firefox pada browser mereka. Meskipun telah mengambil 10% pasar Internet Explorer, ancaman pada Firefox tetap ada menyusul semakin siapnya browser internet explorer versi 7 yang banyak memasang fitur2 seperti pada broser Firefox dan gratisnya browser Opera.

Mozilla corp pada awalnya tidak mempunyai dana yang cukup untuk advertising besar-besaran, tetapi tampaknya mereka mempunyai cara yang unik untuk menyebarkan pesan pemasarannya (spread firefox). Adapun cara-cara mereka antara lain (lihat businessweek article untuk lebih detail) :

1. banner and button
2. www.firefoxflicks.com
3. open sourcenya memungkinkan pendekatan personal pada kelompok tertentu seperti http://faithbrowser.com/ dan extension world cup (dulu)
4. Memotong ladang gandum di Oregon sehingga lambang firefox terlihat dari udara (sejak banyak media meliput, ini secara langsung menjadi iklan gratis). dan memasang iklan dua halaman penuh di koran nasional dengan permintaan untuk donasi (mereka dapat donasi 2x lebih besar dari target).

Mungkin word of mouth – WoM (hm terjemahan Indonesianya adalah “ketok tular”emoticon) berperan besar dalam penyebaran firefox. WoM (Word of Mouth) sendiri adalah pengiriman informasi dari orang ke orang secara verbal, umumnya berupa rekomendasi dalam suasana santai / informal (definition from wikipedia see ref below). Contohnya si Y memberitahu si M bahwa restoran mas F disana enak ayam gorengnya.

Marketing dengan WoM sangat efektif (terutama untuk beberapa perusahaan kecil dimana tidak mempunyai dana untuk iklan besar2an). Rekomendasi dari orang dekat bisa lebih dipercaya (tapi menurut laporan businessweek – saya lupa bulan juni, july, atau agustus – warga USA sumber di internet mendapat peringkat kepercayaan pertama dilanjutkan keluarga/kenalan, tetapi WoM tetap suatu alat pemasaran yang menarik).

Kelemahan dari WoM ini adalah terkadang karena pesannya berupa dari mulut ke mulut, dapat terjadi pelencengan dari arti sebenarnya (pesan tidak bisa dikontrol oleh perusahaan seperti iklan di TV).

Firefox sendiri juga menyebar dari mulut ke mulut, yang pernah memakai firefox terkadang merekomendasikannya ke kalangan mereka sendiri. Komunitas FirefoxFans telah menjadi alat marketing yang bagus. Bahkan sekelompok orang meng-copy firefox kedalam CD dan membagi2kannya dijalan2 dengan kostum rubah (ref: see business week article below).

Article ini tentang bagaimana firefox menyebar, tujuannya adalah memperlihatkan pentingnya komunitas dan WoM dalam marketing. Ada kritik dan saran dari pembaca tentang article ini? (post saran Anda dibawah)

Terima Kasih

Lie, Yonscun

ref:
1. http://www.mozilla.com
2. http://www.wikipedia.org
3. http://www.opera.com
4. business week article
5. wikipedia on WoM

Teori dan Definisi

Sewaktu membaca artikel dari Porter, saya mendapatkan sebuah komentar yang menyebutkan sebaiknya analisa 5 kekuatan bersaing Porter digabungkan dengan Resources-Based View(RBV). Tertarik dengan istilah ini, saya iseng2 melakukan pencarian melalui paman google untuk menggali lebih dalam mengenai RBV. Berikut ini rangkuman dari apa yang saya dapat :

Resource Based View menyebutkan bahwa pendapatan perusahaan dapat berada diatas normal jika mereka mempunyai sumber daya yang jauh lebih baik dan sumber daya tersebut dilindungi oleh sejenis mekanisme isolasi mencegah penyebaran mereka. (http://www.12manage.com/methods_barney_resource_based_view_firm.html) . Sumber daya tersebut juga harus berharga, susah ditiru, tidak ada pengganti dan langka. (Disini perusahaan berperan untuk menjaga agar tidak ditiru atau teralih ke pesaing). Urutannya adalah sebagai berikut (ref : http://www.1000ventures.com/) :

  1. Identifikasi dan pelajari sumber daya yang kritis bagi perusahaan
  2. Tentukan kemampuan (suatu kumpulan dari sumber daya untuk secara bersama dipakai untuk menyelesaikan sebuah tugas)
  3. Tentukan keunggulan kompetitif (kemampuan perusahaan untuk mengungguli saingannya)
  4. Tentukan daerah dalam industri (atau industri lain) dimana perusahaan dapat memanfaatkan kekuatannya untuk mengambil peluang yang ada
  5. Formulasi strategi dan implementasi untuk mendapatkan keuntungan.

Jay Barney yang merupakan Father of The Moderm Resource-based View (1) mengemukakan RBV berhubungan dengan pilihan strategic, menugaskan manajer perusahaan dengan tugas penting untuk mengidentifikasikan, mengembangkan, dan menggunakan sumber daya utama untuk memaksimumkan hasil.

Resources Based View

Figure 1
RBV dan waktu
(ref: http://www.12manage.com/methods_barney_resource_based_view_firm.html)

Gambar diatas menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan menggunakan sumber daya tertentu untuk mendapatkan keuntungan kompetitif jangka pendek dan kemudian mempertahankannya. (lihat bagian Sustainable Competitive Advantage pada artikel ini dibawah)

Barner sendiri mengemukakan sebuah kriteria VRIN yaitu :

  1. Valuable, sumber daya harus dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan
  2. Rare, sumber daya ini termasuk langka dan dikuasi oleh perusahaan dalam jumlah besar
  3. Imperfectly imitable, susah untuk ditiru
  4. non-Subtituable, tidak ada barang pengganti untuk sumber daya ini

Sustainable Competitive Advantage

RBV adalah salah satu dari business level strategy yang bertujuan mendapatkan Sustainable Competitive Advantage (atau sumbernya). Sustainable Competitive Advantage (SBA) berbeda dengan Competitive Advantage pada beberapa hal. Sustainable Competitive Advantage saat perusahaan saingan sudah tidak mampu lagi meniru atau membuat pengganti dari sumber daya yang dimiliki perusahaan yg memiliki Competitive Advantage.

Sustainable Competitive AdvantageSustainable Competitive AdvantageSustainable Competitive Advantagehttp://facweb.cs.depaul.edu/yele/Course/IS425/RBV.ppt

Pelengkap

RBV melihat perusahaan dari sudut pandang internal, Porter 5 Force Competency melihat perusahaan dari sudut external industry, maka banyak yang berpendapat sebaiknya kedua metode ini digabung untuk mendapatkan sebuah strategy bisnis yang lebih lengkap.

RBV mengasumsikan perusahaan mendapatkan keuntungan bila mengekploitasi sumber daya yang menguntungkan. RBV tidak memperdulikan faktor-faktor yang melihat industri secara keseluruhan (lihat Porter pada 5 kekuatan kompetitif)

 

Sekian rangkuman ini, bila ada saran atau kritik silakan untuk mengirim komentar Anda

 

Terima kasih

 

Lie, Yonscun

Saat saya membuat artikel RBV, ada beberapa definisi menarik yang saya dapatkan di http://facweb.cs.depaul.edu/yele/Course/IS425/RBV.ppt

Aset adalah apapun yang dimiliki atau dikendalikan perusahaan (“aset” lebih mengarah pada pengertian akuntansi dimana “sumber daya” lebih kearah manajemen).

 

Tipe-tipe dari aset adalah :

  1. Fisik : peralatan, perlengakan, lokasi, dan bahan mentah
  2. Manusia : training, pengalaman, penilaian, kemampuan pengambilan keputusan, kecerdasan, hubungan, dan pengetahuan
  3. Organisasi : budaya, struktur formal organisasi, sistem pengendalian, koordinasi, hubungan informal

 

Perbedaan Kompetensi, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Khusus :

  1. Kompetensi adalah sebuah kemampuan internal dimana perusahaan melakukan lebih baik dari pada kemampuan internal lainnya.
  2. Kompetensi inti adalah kemampuan internal yang sangat baik dan merupakan inti dari keunggulan strategy dan keuntungan perusahaan
  3. Kompetensi khusus adalah kemampuan berharga perusahaan dimana mereka melakukan hal itu lebih baik dari pesaing