Wiki sebagai Alat Kolaborasi (Wiki as collaboration tools)
Masih ingat cerita saya tentang web 2.0 dan susahnya e-mail ? Selain email sebenarnya masih banyak lagi masalah yang pernah saya temui dalam knowledge management. Telah umum bahwa masing-masing orang dalam satu perusahaan memegang satu pengetahuan yang terspesialisasi. Anggap saja antara programmer computer dan ahli accounting, mereka mempunyai pengetahuan mereka sendiri yang mungkin jauh berbeda satu dengan lain. Masalah dapat muncul bila antar personal tidak mampu berkomunikasi dengan baik. Misalnya programmer ingin membuat software akuntansi tetapi mengalami kesulitan saat mendefinisikan business rule dengan ahli accounting. Parahnya bila “sang ahli” resign (mengundurkan diri), perusahaan bisa mengalami “kehilangan ingatan” (istilah Harvard 😛 ). Ada kebutuhan untuk meng-capture pengetahuan dan membuat media komunikasi pengetahuan antar personal dalam perusahaan.
Salah satu teknologi web 2.0 yang menjanjikan untuk memperkuat komunikasi adalah WIKI. Banyak dari kita setidaknya pernah mendengar wiki, contohnya http://wikipedia.org sebuah ensiklopedia yang sangat lengkap. Model pengetahuan wiki agak unik, daripada menyewa ahli-ahli, wiki memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk membaca atau menulis pengetahuan secara gratis (tentu saja harus ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi misalnya referensi yang jelas). Wiki memungkinkan orang-orang dari banyak tempat lebih mudah untuk terhubung dan berbagi pengetahuan. Wiki memberikan penekanan yang lebih besar pada social connectivity, hal ini yang membedakan Wiki dari content management yang lain.
Wiki untuk Perusahaan (Wiki for Corporate)
Wiki bermanfaat dalam mengumpulkan pengetahuan dari karyawan-karyawan didalam perusahaan. Ide-ide atau pengetahuan antar team/divisi perusahaan dapat disimpan dan dikembangkan dalam dokumen wiki. Wiki juga dapat digunakan sebagai alat pendorong inovasi karena kemampuannya untuk mengizinkan user berkolaborasi. Uniknya tipe kolaborasi yang dimungkinkan adalah Bottom Up selain dari Top Bottom yang telah sangat umum. Contoh top down adalah pekerjaan pertama-tama didefinisikan oleh orang-orang yang punya otoritas, lalu menunjuk bawahan dan membagi-bagi tugas. Pola top down umumnya bersifat kaku. Bottom Up memberikan kesempatan pada semua user untuk membantu dan memberikan masukan. Top Down atau Bottom Up mungkin memberikan hasil yang sama bila berhubungan dengan satu project, hanya secara hubungan social akan bisa berbeda.
Kemudahan wiki mungkin menjadi salah satu hal yang menarik. Ingin mengubah dokumen? Cukup datang ke situs, update, dan beres! 🙂 . Tidak ada birokrasi untuk memposting tulisan (well yang ini bergantung perusahaan). Bila ada perubahan atau ada kesalahan dalam dokumen, user lain dapat memperbaikinya atau mengembalikan versi document ke sebelumnya.
Wiki juga dapat menjadi alat e-Document, dimana dokumen-dokumen perusahaan dipusatkan. Excel, Word Document, Etc dapat diupload ke wiki. Tapi sampai batas tertentu mungkin kemampuan untuk versioning dokumen seperti share point belum ada. (note: tolong kasih tau saya bila Wiki sudah bisa seperti ini 🙂 ).
Siap atau tidak, Generasi Y telah mulai masuk ke lapangan kerja (lihat artikel saya tentang mereka). Generasi ini memiliki pengetahuan (atau setidaknya pernah menggunakan) Web2.0 dan mereka cenderung lebih ingin mengorganisasikan pekerjaan dan jaringan social mereka sendiri. Generasi Y sangat mungkin berupaya untuk menggunakan teknologi jaringan social pada pekerjaan mereka.
Membuat sebuah Wiki untuk Perusahaan
Software wiki banyak yang gratis contohnya mediawiki, TWiki, Screwturn Wiki, TikiWiki, etc. Saran saya adalah sesuaikan dengan IT Platform yang telah ada pada perusahaan. Misalkan perusahaan telah memakai DOT NET sebagai standar system maka pilihlah system wiki yang dapat berjalan pada platform DOT NET. Standarisasi ini bertujuan untuk mencegah IT platform pada perusahaan menjadi “Pulau-pulau” yang banyak, beragam, dan kecil. Saat pulau-pulau ini mulai tidak terkontrol, perusahaan akan mulai kehilangan efisiensinya.
Implementasi awal wiki sebaiknya dimulai dari sebuah divisi kecil dan sifatnya informal. Scope yang kecil dan sifat informality akan menghasilkan kolaborasi dan control yang lebih baik. Upayakan agar semua user mengerti dan mau memakai wiki sebagai alat kolaborasi pengganti email (untuk hal inilah sifat informal akan berperan). Beberapa perusahaan seperti Dresdner mengklaim wiki membuat traffic email turun sampai 75%. Jumlah Meeting (rapat) sebenarnya juga dapat berkurang karena adanya platform baru untuk berdiskusi.
Apakah wiki mudah dipakai? Karena sifatnya yang web based, wiki mudah untuk dipelajari. Memang dalam editing content, wiki memiliki beberapa karakter khusus seperti penggunaan tiga buah petik tunggal mengapit satu huruf/ kalimat untuk membuat cetakan BOLD (contoh: ”’Huruf tebal”’), tetapi beberapa wiki mulai membangun editor WYSIWYG sehingga user tidak perlu lagi pusing dengan tag special wiki 🙂
Perusahaan mana saja telah memakai wiki? Mungkin ini adalah contoh yang baik (diambil dari informationweek):
-
Social Text : Nokia, Ziff-Davis
-
Twiki : Yahoo, Michelin (China), Kodak, Cingular, Disney, Motorola, SAP
-
Google (Custom Made)
Bagaimana dengan control informasi? Yang satu ini memang bisa menjadi tantangan. Sejak seluruh kemampuan editing berasal dari karyawan bawah, perusahaan kehilangan control langsung pada informasi. Tetapi ada beberapa hal yang dapat dipakai sebagai control informasi seperti sebuah set aturan yang menjelaskan tata cara penggunaan wiki. Tapi sebagai peringatan: sebaiknya upayakan wiki tetap bersifat informal dan terbuka, memaksa karyawan menuliskan sesuatu seperti yang diinginkan orang tertentu bukanlah kebijakan yang populer. Terlalu banyak aturan dan pengawasan dalam penggunaan wiki pada corporate juga membuat karyawan segan menggunakan dan malas memberikan ide. Sebaliknya, izinkan karyawan secara bebas mengutarakan pendapatnya dengan tetap mengedepankan profesionalitas (no personal attack, be etiquette). Let Them Talk Professionally, Lead them, don’t be rigid and over managing.
Hal-hal yang dapat dan tidak dapat ditangani Wiki
News InformationWeek (lihat referensi bawah) memberikan banyak masukan tentang hal apa saja yang cocok untuk wiki dan tidak. Berikut adalah table summary dari News InformationWeek:
Pakai Wiki Bila |
Jangan Pakai Wiki Bila |
Ingin membuat sebuah intranet dengan cepat dan murah tanpa mengorbankan keamanan, fungsionalitas, dan ketahanan system IT |
Berupaya menyimpan file yang memiliki format yang kompleks (seperti custom flashpaper) – wiki umumnya hanya dapat menyimpan HTML text based |
Ingin mempublish dokumen secara tersentral dan mengizinkan karyawan dengan mudah mencari, mengakses dan mengedit dokumen tersebut |
Menjadikan wiki sebagai sarana utama untuk berdiskusi. Meskipun diskusi dapat dilakukan pada wiki, tetapi lebih baik menggunakan blog karena wiki lebih bersifat diskusi content bukan timeline |
Mengatur project knowledge (mengurangi meeting dan email hell) |
Akhir kata, bila kondisi memungkinkan dan perusahaan belum mempunyai sarana untuk kolaborasi dan knowledge management, cobalah untuk memakai wiki pada perusahaan. Karena biayanya yang rendah, maka resiko untuk mengimplementasikan dan menilai efektivitas wiki juga seharusnya cukup rendah. Bila dapat dikelola dengan baik, benefit yang didapat mungkin dapat jauh melebihi biaya investasinya 🙂
Happy Wiki
Yonscun
Ref:
http://www.informationweek.com/story/showArticle.jhtml?articleID=167600331